Di dalam sebuah
paragraf terdapat dua jenis kalimat yang membangun paragraf. Menurut E. Zaenal
Arifin & S. Amran Tasai (2006: 134), dua jenis kalimat tersebut ialah
kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelas. Idealnya kalimat
penjelas terdiri dari beberapa kalimat. Setiap kalimat penjelas berisi
keterangan mengenai kalimat topik. Antara kalimat topik dan kalimat penjelas
harus saling mendukung atau dengan kata lain setiap kalimat saling berkaitan
satu dengan yang lainya sehingga mendukung satu gagasan utama tertentu.
Ahli lain yakni
Widjoyo (2007: 174) menyebutkan bahwa paragraf mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
1) Kalimat
pertama menjorok ke dalam sebanyak lima ketukan untuk karangan biasa dan
delapan ketukan untuk karangan ilmiah.
2) Paragraf
mempunyai gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat utama.
3) Paragraf mempunyai sebuah
kalimat utama dan kalimat selebihnya disebut kalimat penjelas, kalimat penjelas
ini berisis detail kalimat utama.
Tarigan (2009:7)
mengemukakan unsur-unsur paragraf
sebagai berikut: 1) transisi (transition); 2) kalimat topik (topik sentence);
3) kalimat pengembang (development sentence); 3) kalimat penegas (punch
–line).
1)
Transisi
Transisi adalah mata rantai penghubung antar-paragraf.
Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang
berdekatan. Kata-kata transisiional
merupakan petunjuk bagi pembaca ke arah mana
ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu paragraf baru
bergerak searah dengan ide pokok sebelumnya. Transisi tidak
selalu harus ada dalam setiap paragraf.
Kehadiran
transisi dalam paragraf bergantung pada pertimbangan pengarang. Bila pengarang
merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi, transisi wajar ada.
Sebaliknya, bila pengarang dapat mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih
tanpa transisi, transisi tidak perlu hadir dapal paragraf tersebut.
Tarigan
(2009:10) mengemukakan ada dua cara untuk mewujudkan hubungan di antara dua
paragraf. Pertama secara implicit. Kedua, secara eksplisit. Hubungan
implisit tidak dinyatak oleh penanda transisi tertentu. Walaupun demikian,
hubungan antarparagraf masih dapat dirasakan. Transisi berfungsi sebagai
penunjang koherensi dan kesatuan antarbab, antarsubbab, dan antarparagraf dalam
suatu karangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa paragraf-paragraf yang kita
susun dalam satu wacana, satu bab, satu subbab, atau satu sub-subbab harus juga
mempunyai hubungan satu sama lain. Hubungan ini dapat dilakukan secara implisit
dan dapat juga dilakukan secara eksplisit.
2)
Kalimat Topik
Tarigan
(2009:14) mengemukakan bahwa kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide
pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak. Chaer (2011: 7) mengemukan
kalimat pokok adalah sebuah kalimat yang berstruktur lengkap dan berisi satu
pernyataan. Sedangkan Soedjito dan Mansur (2000:12) mengemukakan
bahwa kalimat utama (kalimat topik ) adalah kalimat dalam paragraf yang
mengungkapkan pikiran/gagasan utama.
Terdapat 4 kemungkinan letak kalimat topik dalam
suatu paragraf. Kemungkinan pertama:
kalimat topik berada di bagian awal paragraf, segera setelah transisi kalau
kalau transisi ada pada paragraf tersebut. Kemungkinan kedua: kalimat topik berada di bagian akhir
paragraf. Kemungkinan ketiga: kalimat topik berada di awal dan di akhir,
dan kemungkinan keempat: kalimat topik tersebar di seluruh paragraf.
Sebuah
paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan. Dari beberapa
kalimat tersebut terdapat satu kalimat yang mengandung pernyataan ide pokok
atau gagasan pokok. Kalimat pokok akan mengungkapkan sikap, gagasan, atau ide
mengenai pokok pembicaraan. Dengan
demikian bahwa kalimat pokok adalah kalimat yang mengungkapkan pernyataan atau
ide pokok pembicaraan.
Tarigan,
(2009: 15) mengemukakan bahwa sebagian besar, kalimat-kalimat yang terdapat
dalam paragraf termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak
sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok
yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok.
3)
Kalimat Penegas
Kalimat
penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir. Elemen pertama
transisi, elemen kedua adalah kalimat topik, dan elemen ketiga adalah kalimat
pengembang, (Djago Tarigan, 2009: 15). Selanjutnya Djago Tarigan menjelaskan Fungsi kalimat
penegas ada dua. Pertama, kalimat penegas sebagai pengulang atau penegas
kembali kalimat topik. Kedua kalimat penegas sebagai daya penarik bagi para
pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejenuhan. Eksistensi kalimat
penegas tidak mutlak dalam suatu paragraf, sedangkan eksistensi kalimat topik
dan kalimat pengembang bersifat mutlak dalam setiap paragraf.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
E. Zaenal & S. Amran Tasai. 2006. Cermat
berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :Akademika Pressindo.
Chaer,
Abdul. 2011. Bahasa Indonesia (Pendekatan
Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Soedjito,
Mansur Hasan. 2000. Keterampilan Menulis
Paragraf. Bandung: Remaja Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar