Kamis, 22 Desember 2016

Unsur-unsur Paragraf



Di dalam sebuah paragraf terdapat dua jenis kalimat yang membangun paragraf. Menurut E. Zaenal Arifin & S. Amran Tasai (2006: 134), dua jenis kalimat tersebut ialah kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelas. Idealnya kalimat penjelas terdiri dari beberapa kalimat. Setiap kalimat penjelas berisi keterangan mengenai kalimat topik. Antara kalimat topik dan kalimat penjelas harus saling mendukung atau dengan kata lain setiap kalimat saling berkaitan satu dengan yang lainya sehingga mendukung satu gagasan utama tertentu.
Ahli lain yakni Widjoyo (2007: 174) menyebutkan bahwa paragraf mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1)      Kalimat pertama menjorok ke dalam sebanyak lima ketukan untuk karangan biasa dan delapan ketukan untuk karangan ilmiah.
2)      Paragraf mempunyai gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat utama.
3)      Paragraf mempunyai sebuah kalimat utama dan kalimat selebihnya disebut kalimat penjelas, kalimat penjelas ini berisis detail kalimat utama.
Tarigan (2009:7) mengemukakan unsur-unsur paragraf  sebagai berikut: 1) transisi (transition); 2) kalimat topik (topik sentence); 3) kalimat pengembang (development sentence); 3) kalimat penegas (punch –line).
1)        Transisi
Transisi  adalah mata rantai penghubung antar-paragraf. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan.  Kata-kata transisiional merupakan petunjuk bagi pembaca ke arah mana  ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu paragraf baru bergerak  searah  dengan ide pokok sebelumnya. Transisi tidak selalu harus ada dalam setiap paragraf. Kehadiran transisi dalam paragraf bergantung pada pertimbangan pengarang. Bila pengarang merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi, transisi wajar ada. Sebaliknya, bila pengarang dapat mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih tanpa transisi, transisi tidak perlu hadir dapal paragraf tersebut.
Tarigan (2009:10) mengemukakan ada dua cara untuk mewujudkan hubungan di antara dua paragraf. Pertama  secara  implicit. Kedua, secara eksplisit. Hubungan implisit tidak dinyatak oleh penanda transisi tertentu. Walaupun demikian, hubungan antarparagraf masih dapat dirasakan. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kesatuan antarbab, antarsubbab, dan antarparagraf dalam suatu karangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa paragraf-paragraf yang kita susun dalam satu wacana, satu bab, satu subbab, atau satu sub-subbab harus juga mempunyai hubungan satu sama lain. Hubungan ini dapat dilakukan secara implisit dan dapat juga dilakukan secara eksplisit.
2)        Kalimat Topik
Tarigan (2009:14) mengemukakan bahwa kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak. Chaer (2011: 7) mengemukan kalimat pokok adalah sebuah kalimat yang berstruktur lengkap dan berisi satu pernyataan. Sedangkan Soedjito dan Mansur (2000:12)  mengemukakan  bahwa kalimat utama (kalimat topik ) adalah kalimat dalam paragraf yang mengungkapkan pikiran/gagasan utama. Terdapat 4 kemungkinan letak kalimat topik dalam suatu paragraf. Kemungkinan  pertama: kalimat topik berada di bagian awal paragraf, segera setelah transisi kalau kalau transisi ada pada paragraf tersebut. Kemungkinan kedua:  kalimat topik berada di bagian akhir paragraf. Kemungkinan ketiga: kalimat topik berada di awal dan di akhir, dan kemungkinan keempat: kalimat topik tersebar di seluruh paragraf.
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan. Dari beberapa kalimat tersebut terdapat satu kalimat yang mengandung pernyataan ide pokok atau gagasan pokok. Kalimat pokok akan mengungkapkan sikap, gagasan, atau ide mengenai pokok pembicaraan.  Dengan demikian bahwa kalimat pokok adalah kalimat yang mengungkapkan pernyataan atau ide pokok pembicaraan.
Tarigan, (2009: 15) mengemukakan bahwa sebagian besar, kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok.
3)        Kalimat Penegas
     Kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir. Elemen pertama transisi, elemen kedua adalah kalimat topik, dan elemen ketiga adalah kalimat pengembang, (Djago Tarigan, 2009: 15). Selanjutnya  Djago Tarigan menjelaskan Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, kalimat penegas sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik. Kedua kalimat penegas sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejenuhan. Eksistensi kalimat penegas tidak mutlak dalam suatu paragraf, sedangkan eksistensi kalimat topik dan kalimat pengembang bersifat mutlak dalam setiap paragraf.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal & S. Amran Tasai. 2006. Cermat berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :Akademika Pressindo.
Chaer, Abdul. 2011. Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Soedjito, Mansur Hasan. 2000. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja Karya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar