Paragraf
memiliki berbagaii jenis, Hasani (2013:122)
mengklasifikasikan paragraf berdasarkan atas :
Berdasarkan
urutan dalam karangan, yang terdiri dari:
1.
Paragraf
pembukaParagraf pembuka menggambarkan ide pokok secara umum biasanya oaragraf
ini terletak pada awal karangan. Paragraf ini berfungsi mengantarkan pokok
pembahasan yang akan disampaikan pada paragraf isi. Paragraf ini mengantarkan
pembaca ke tengah-tengah persoalan yang dikemukakan dengan menjelaskan topik karangan. Oleh karena itu, paragraf pembuka
harus menarik minat dan perhatian pembaca agar tulisan dapat diikuti secara
tuntas oleh pembaca.
2.
Paragraf isiParagraf
isi terletak di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Fungsinya untuk
mengembangkan pokok persoalan yang sudah dikemukakan dalam paragraf pembuyka.
Pengembangan itu dapat dilakukan dengan cara menganalsis persoalan dan dapat
juga dilakukan dengan memaparkan bukti-buktinya. Jumlah paragraf isi dalam
sebuah karangan disesuaikan dengan ketuntasan pokok pikiran yang dikemukakan.
Oleh karena itu, paragraf isi harus ditulis secara runtut dan kronologis agar
mudah dipahami pembaca.
3.
Paragraf penutup Paragraf penutup
berfungsi mengakhiri atau menutup karangan. Paragraf ini terletak pada bagian
akhir karangan. Fungsinya memberikan penekanan terhadap pokok-pokok pikiran
yang harus diingat pembaca, member saran terakhir, harapan, acuan, atau ajakan.
Paragraf ini sangat penting karena tanpa paragraf ini pembaca akan kesulitan
untuk memahami akhir sebuah karangan.
Selain itu penggolongan
jenis paragraf digolongkan Berdasarkan
pola penalaran, yang terdiri dari:
1.
Paragraf deduktif Paragraf deduktif
menampilkan kalimat utama atau kalimat topik pada awal paragraf. Kalimat utama
itu diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas sebagai pengembangnya.
2.
Paragraf
induktifKalimat utama pada paragraf induktif ditempatkan pada akhir paragraf.
Dengan demikian , struktur paragraf ini dimulai dengan beberapa kalimat
penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
3.
Paragraf
deduktif-induktif Paragraf
deduktif-induktif atau paragraf campuran merupakan paragraf yang meletakan
kalimat utama di awal paragraf dan diulang kembali pada akhir paragraf.
Pengulangan kalimat utama di kahir paragraf merupaka penegasan.
Jenis paragraf
juga dapat digolongkan berdasarkan gaya dan corak isi
penulisan, yang terdiri dari: paragraf paparan,
paragraf bahasan, paragraf pemerian, dan paragraf kisahan. Tarigan, (2009: 25)
mengemukakan ada tiga pola berpikir dalam paragraf, ketiganya antara lain yaitu:
1. Paragraf
yang berpolakan umum-khusus (deduktif) kerangka paragraf yang termasuk dalam
katagori deduktif adalah sebagai berikut: 1) transisi (berupa kata), kalimat
topik, dan kalimat pengembang; 2) transisi (berupa kalimat), kalimat topik, dan
kalimat pengembang; 3) kalimat topik dan
kalimat pengembang.
2. Paragraf
yang berpolakan khusus-umum (induktif). Kerangka paragraf yang tergolong dalam
katagori induktif adalah kalimat pengembang dan kalimat topik.
3. Paragraf
yang berpolakan campuran, seperti umum-khusus dan khusus-umum-khusus. Kerangka
paragraf yang termasuk dalam katagori ini adalah sebagai berikut: 1) transisi
(berupa kata atau kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang. 2) kalimat
topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Selanjutnya Tarigan (2009:26) berpendapat
bahwa paragraf yang berpola umum-khusus, dengan atau tanpa transisi
(berupa kata atau kalimat), terdiri atas bermacam-macam jenis.
Menurut
posisi kalimat topiknya:
1. Alinea
deduktif; bila kalimat topik ditempatkan pada awal alinea akan terbentuk alinea
deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian atau rincian permasalahan alinea.
2. Alinea
induktif; bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir alinea akan terbentuk
alinea induktif, yaitu alinea yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,
barulah diakhiri dengan pokok permasalahan alinea.
3. Alinea
deduktif-induktif; bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir
alinea, terbentuklah alinea campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
alinea umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal alinea.
4. Alinea
penuh kalimat topik; ada alinea yang
mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak satu pun
kalimatnya yang bukan kalimat topik. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya
alinea penuh kalimat topik. Alinea semacam ini sring dijumpai dalam
uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan
fiksi.
Menurut
sifat isinya:
1. Alinea
persuasif, yaitu alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi
atau mengajak pembaca;
2. Alinea
argumentatif, yaitu alinea yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti alas
an yang mendukung;
3. Alinea
naratif, yaitu alinea yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk
cerita;
4. Alinea
ekspositoris, yaitu alinea yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
Menurut
fungsinya dalam karangan;
1.
Alinea pembuka,
bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
2.
Alinea pengembang,
bertujuan mengembangkan topik atau
pokok pembicaraan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka.
3.
Alinea penutup, berisi
simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Alinea
ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Dari beberapa
pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf banyak ragamnya.
Untuk membedakan paragraf yang satu dengan paragraf yang yang lainnya dapat
dikelompokkan : 1) menurut kalimat topiknya, 2) menurut sifat isinya, dan 3)
menurut fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, et al. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Hasani,
Aceng. 2013. Ihwal Menulis. Serang:
Banten Muda.
Keraf, Gorys. 1999. Komposisi: Sebuah
Pengantar Kemahiran Berbahasa (cetakan ke-7) Ende Flores: Nusa Indah
Oshima, Alice, Ann Hogue. 1997. Introduction to Academic Writing. New
York: Addisson Wesley Publishing Company.
Soedjito, Mansur
Hasan. 2000. Keterampilan Menulis
Paragraf. Bandung: Remaja Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar