Jumat, 09 Desember 2016

Apa sih Belajar Matematika itu ?



Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Menurut Paling (1982: 1), matematika merupakan suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Pengajaran matematika adalah proses membantu siswa mempelajari matematika dengan menggunakan perencanaan yang tepat, mewujudkannya sesuai kondisi yang tepat pula sehingga tercapai hasil yang memuaskan. Hasil tersebut merupakan tujuan yang telah dirumuskan yang merupakan akibat dari interaksi antara guru yang mengajar dan murid yang belajar matematika (Sudjana. 1998: 48).
Matematika merupakan bidang studi yang dipeljari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi.Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (1982: 38) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan  masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmetika, aljabar, dan geometri. Menurut Dali S. Naga (1980:1), aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Secara singkat aritmetika atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun Perguruan Tinggi sering kali dijumpai siswa/mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Aktifitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar.kadang dapat dengan cepat menangkap apa yang dipelajari, namun kadang juga terasa sangat sulit. Karena setiap individu tidak ada yang sama. perbedaan individu inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Kesulitan belajar di kalangan anak didik tidak hanya disebabkan oleh faktor inteligensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-inteligensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.
Warkitri dkk (1990:88) mengemukakan kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada siswa yang ditandai adanya hasil belajar rendah dibanding dengan prestasi yang dicapai sebelumnya. Jadi, kesulitan belajar itu merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar. M. Alisuf Sabri (1995:88) mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah, kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Haryanto. 2012. Pengertian pendidikan Menurut Para Ahli, (online),
(http://belajarpsikologi.com /, diakses 25Desember 2015 pukul 11:10).
Tirtarahardja, Umar. 2003. Pengantar pendidikan.PT. Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar