Sabtu, 10 Desember 2016

Hubungan Chairil Anwar dan Politik



Sikap politik Chairil Anwar almarhum dalam situasi kurang 15 tahun setelah ia meninggal, didorong pula oleh kenyataan yang menarik : sahabat –sahabat dekat Chairil ternyatan telah memilih kandanag yang berlainan. Rivai Apin salah seorang dari Trio ‘Tiga menguak Takdir’ setelah ia keluar dari redaksi lampiran kebudayaan Gelanggang dalam warta sepekan Siasat yang diterbitakan oleh surat kabar pedoman yang anti komunisa pada tahun 1954, kemudian masukkelingkungan kebudayaan rakyat dari partai Komunisi Indonesia yang terkenal dengan sebutan Lekra. Suatu golongan yang sikap politiknya diametral bertentangan.
Chairil anwar sebagai penyair telah aktif memimpin Lembaga Kebudayaan Nasional ( LKN) dari partai Nasional Indonesia (PNI). Dan bahkan lebih dari itu, Sitoer telah bpula mmeberikan penilaian baru terhadap Chairil Anwar dalam tulisanya Chairil Anwar dalam alam Manipol, dimana ia pun telah bersika 180 derajat berbalik. Dalam tulisan tersebut ia dengan tegas menyatakan : “ Chairil Anwar sebenarnya diterima dan dihargai adalah atas dasr wibawa propaganda sepihak dan segolongan.”tentang sikap politik Chairil Anwar, kendatipun Sitor sendiri mengakui bhawa “ sajak-sajak ‘dipenogoro’ dan kepada Bung Karno’ yang ditulis Chairil justru menjelaskan keungkinan revolusi sebagai dunianya sastra”, namun ia berkesimpulan bahwa “ Chairil Anwar dengan sadar atau tidak sadar masuk orbit dan perangkap jaringan kontra revolusi kebudayaan…” agaknya patut diingat, bahwa dari sajak-sajaknya kita dapat melihat Chairil sebagai orang yang menaruh minat yang besar terhadap masalah-masalah politik.
Memang ia tidak pernah menunjukan dirinya menaruh minat untuk menjadi politikus. Ia sendiri dalam salah satu suratnya kepad H B Jassin ( tahun 1994 ) telah mengatakan bahwa kesenian dan kesusastraanlah yang menjadi pilihan hidupnya. Ia telah menegaskan bahwa ia tidak akan memilh hidup sebagai politikus. Sebenarnya kalau dilihat dari sajak-sajaknya Chairil menguasai masalah-masalah politik.
DAFTAR PUSTAKA
Yudiono K.S. 2007. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. PT. Grasindo: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar