Sejalan dengan perubahan dan
perkembangan zaman yang semakin jauh dari semangat jajah-menjajah maka
tampaklah pertumbuhan pusat-pusat pengkajian kebudayaan Indonesia di manca
negara.Kegiatan mereka dapat dpandang sebagai pendorong dan pemacu perkembangan
srudi sastra di Indonesia.Artinya, kalau di luar negeri pun berkembang studi
sastra Indonesia, seharusnya perkembangan di dalam negeri semakin mapan.
1.
Republik
Rakyat Cina
Pada umumnya pengakajian sastra
Indonesia itu melekat pada pusat pengkajian kebidayaan yang dengna sendirinya
mengembangkan pengkajian kebudayaan yang dengan sendirinya mengembangkan
pengkajian bahasa Indonesia.Di Tiongkok atau Cina, misalnya, tradisi
pengakajian kebudayaan Indonesia sudah tumbuh pada zaman Dinasti Tang ke-7.
Pada zaman itu nama pendeta I-Tsing (Yi Jing) sudah terkenal sebagai ahli
bahasa Sanskerta yang prnah 12 tahun menetap di pusat Kerajaan Sriwijaya. Pakar
lainnya tercatat Zhen Gu, Huai Ye, Dao Hung, dan Fa Lang.
2.
Jepang
Sementara itu, perkembangan
pengkajian sastra Indonesia di Jepang dekade 1980-an menujukkan semakin banyak
pelanjaran atau mata kuliah bahasa, sastra, da kebudayaan Indonesia yang
diberikan kepada para mahasiswa. Banyak juga kursus bahasa Indonesia itu
sekurang-kurangnya berada di lima perguruan tinggi, yaitu Osaka Gaikokugo
Daigaku ( Osaka Gaikokugo Daigaku), Tokyo Gaikokugo Daigaku ( Tokyo Gaikokugo
Daigaku), Tenri Daigaku ( Tenri University ), Kyoto Sangyo Daigaku ( Kyoto
Sangyo University ), dan Setsunan Daigaku ( Setsunan University ).
3.
Korea
Pengajaran bahasa Indonesia di
Korea terdapat di Universitas Bahasa Asing Hankuk di Seoul yang brdiri pada 20
April 1954. Disatu perkembangan studi 24 bahasa asing, yaitu Malay-Indonesia,
Vietnam, Thai, India, Jepang, Cina, Arab, Iran, Turki, Inggris, Prancis,
Jerman, Belanda, Rusia, Portugis, Spanyol, Italia, dan lain-lain. Tujuannya
mengenali politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan melalui kajian bahasa
sehingga dapat menjalin persahabatan antar bangsa.
4.
Selandia
Baru
Di Selandia Baru, pengkajian
sastra Indonesia berbeda di Departemen Bahasa dan Sastra Asia Universitas
Auckland yang didirikan pada tahun 1966. Pada mulanya mengajarkan bahasa dan
sastra Cina, kemudian pada tahun 1968 bertambah dengan bahasa dan sastra
Indonesia dan Jepang. Perhatian masyarakat Selandia Baru terhadap bahasa
Indonesia biasanya terkait dengan kepentingan pekerjaan atau proyek yang
kebanyakan di bidang industri dan teknologi, dengan tujuan membekali kemampuan
dasar berbahasa Indonesia untuk kepentingan komunikasi sehari-hari apabila para
tenaga ahli Selandia Baru bertugas di Indonesia.
5.
Jerman
Pengetahuan masyarakat Jerman,
khsusnya di Jerman terhadap bangsa-bangsa Asia, termasuk Indonesia, sangat
terbatas karena merasa tidak ada kepentingan setelah Jerman kalah dalam Perang
Dunia I. Namun, perkembangan di kalangan masyarakat akademis terbilang cepat
setelah 1950-an. Hal itu terjadi antara lain karena keretakan hubugan politik
Indonesia-Belanda sehingga banyak mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda
dipindahkan ke Jerman Barat. Akan tetapi, sejarahnya telah dimulai pada 20
Oktober 1908 berupa pembentukan Kolonialistitut (Lembaga Kolonial) oleh Senat
Kota Dagang Hamburg yang memang berkepentigan dengan perdagangan kolonial.
Setelah Perang Dunia I, tepatnya pada tahun 1919, di atas puing Lembaga
Kolonial tersebut didirikan Universitas Hamburg, dan salah satu lembaganya
bernama Seminar fur Afikanische und Sundseesprachen (Lembaga Bahasa-Bahasa
Afrika dan Pasifik) yang dititipi jurusan bahasa-bahasa Pasifik dari masa
Lembaga Koloial. Di jurusan tersebut telah diajarkan bahasa Melayu sejak tahun
1920 dan bahasa Jawa sejak tahun 1921.
6.
Inggris
Sejarah penelitian bahasa-bahasa
Austronesia dan sastra-sastra Nusantara di Inggris terbilang tua, yaitu sejak
zaman kolonial, dan memperoleh zaman gemilang pada awal abad ke-20 dengan
tokoh, seperti Blagde, Skeat, Maxwell, Winstedt, Wilkonson, dan Brown, walaupun
pada waktu itu belum berdiri program studi bahasa dan kebudayaan Nusantara di
Uniersitas mana pun di Ingris, termasuk Universitas Oxford yang terkenal. Baru
pada tahun 1916 didirikan School of Oriental and African Studies (SOAS) di
Universitas London.
DAFTAR PUSTAKA
Yudiono
K.S. 2007. Pengantar Sejarah Sastra
Indonesia. PT. Grasindo: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar