Sabtu, 10 Desember 2016

Permasalahan Islam dalam Roman Indonesia



Cerita pendek Robohnya Surau Kami buah tangan A.A Navis merupakan suatu sindiran terhadap golongan islam yang menyerah bulat-bulat kepada takdir tanpa mencoba berjuang membela nasibnya sendiri terlebih dahulu. Dalam cerita Navis ini, berbeda dengan cerita-cerita para pengarang yang biasanya di sebut sebagai Pujangga Islam yang lain, agama dan ajaran islam menjadi permasalahan dan tidak cukup hanya menjadi latar belakang suatu comedian-komedian tragedi percintaan segitiga belaka.
Dalam buku ini dituliskan meubah mental penduduk yang sudah berkarat, tidak lah mudah.Perjuangan Sutan Duano tidak ringan. Hal mana terbukti ketika menghadapi musim kemarau, ia berhasil menyadarkan penduduk kampong yang lain untuk mengairi sawahnya dari air danau.
Persoalan yang mula-mula sederhana, ternyata sangat kompleks. Surat sang anak yang rindu ayahnya datang pula, justru pada saaat ia berkonfrontasi dengan seluruh penduduk kampong. Muncul juga janda Saniah yang diam-diam menaruh hati kepadanya dan tidak rela ia bertalai janji dengan Gundam.
Roman inn sepanjang tahu saja adalah roman Navis yang pertama. Dengan roman ini ia telah berhasil mengikat perhatian kita untuk membacanya terus sampai selesai. Di sana sini tersa dan kelihatan sekali pengumpulan pengarang dalam menguasai bentuk dan susunan romannya ini. Dalam membangun plotnya pengarang banyak mempergunakan bahan-bahan lama yang sudah klasik seperti persaingan antar sesame janda memperebutan calon suami, dipergunakannya guna-guna, perkelahian antar perempuan.Tapi memang itu semua sifat manusia dalam kehidupan roman ini mau menyuguhkan suatu kehidupan yang berdasarkan suatu ide, bukan semata realita belaka.
Kiranya roman ini bukan saja memperkaya khazanah kesusastraan Indonesia melainkan terutama memperkaya satra islam dalam kesusastraan islam. Rakyat Indonesia konon 90 persen beragama islam, tapi hasil-hasil sastra yang mempermasalahkan persoalan-persoaln islam rasanya sangat kurang sekali. Dengan roamannya ini, Navis membuktikan dirinya sebagai pengarang Islam, yang bukan saja ia memeluk agama islam, melainkan terutama karena telah mempermasalahkan persoalan-persoaln yang dihadapi umat Islam Indonesia kini dalam bentuk karya sastra. 

DAFTAR PUSTAKA
Yudiono K.S. 2007. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. PT. Grasindo: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar