Minggu, 06 November 2016

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW dalam Konteks Kekinian



Seperti yang kita ketahui bahwa sekarang tengah berlangsung era globalisasi yang terus membawa perubahan di muka bumi ini, namun tidak dapat di elak pula bahwa pada pada masa sekarang pula bangsa ini tengah dilanda krisis. Bangsa ini tidak hanya ditimpa krisis ekonomi yang berkepanjangan, tapi juga ditimpa krisis akhlak. Merajalelanya kemaksiatan dan tingginya tingkat kriminalitas adalah bukti bahwa bangsa ini mengidap dekadensi moral yang akut. Dan hal ini diperparah dengan gejala dekandansi ini tidak hanya menimpa masyarakat kalangan bawah, tapi juga menimpa para pemimpin bangsa dan tokoh agama. Karena itu, bangsa ini yang mayoritas penduduknya adalah muslim perlu bercermin kepada akhlak rasulullah SAW agar dapat memperbaiki akhlak dan tidak lagi terpengaruh hal-hal yang dapat merusak moral.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa akhlak yang dimiliki Rasulullah sangatlah mulia. Ketika kaum musyrikin itu melemparinya dengan kotoran unta, Rasulullah SAW membalasnya dengan doa untuk kebaikan mereka, dalam hadist Riwayat Aisyah RA disebutkan, akhlak rasulullah saw adalah Al-Quran. Sehingga  apa yang dipraktikan Rasulullah SAW sehari-hari merupakan ajaran-ajaran Al-Quran. Keluruhan akhlak dan budi pekerti rasulullah saw tidak hanya diakui oleh orang sezaman dengannya, sampai saat inipun banyak yang memuji keluruhan akhlak beliau, termasuk orang-orang non muslim.
Beliau meninggalkan riya, boros dan sesuatu yang tidak berguna. Rasulullah saw juga tidak pernah mencaci orang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala. membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, rajin dan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, membantu orang yang mengalami kesulitan, dan segala hal baik lainnya.
Namun kenyataannya sekarang banyak sekali orang yang suka marah-marah, tidak suka mneyapa, segan membantu orang, sombong dan sebagainya yang sudah jelas bertentangan dengan akhlak rasulullah SAW. Dan lagi-lagi ini tidak hanya menimpa kalangan bawah dan kaum awam agama, namun para pemimpin umat dan para ulama pun didapati gejala serupa. Bukankan semua ini menunjukan bahwa cinta umat islam kepada rasulullah saw baru sebatas ucapan bibir belaka.
Menurut Ibnu Maskawaih dalam buku Tahdzub al– Akhlaq mengusulkan metode perbaikan akhlak melalui 5 cara :
1.      Mencari teman yang baik, Banyak orang terlibat tindak kejahatan karena faktor pertemanan.
2.      Olah pikir, Kegiatan ini perlu untuk kesehatan jiwa, sama dengan olahraga untuk kesehatan tubuh.
3.      Menjaga kesucian, kehormatan diri dengan tidak mengikuti dorongan nafsu
4.      Menjaga konsistensi antara rencana baik dan tindakan
5.      Meningkatkan kualitas diri dengan mempelajari kelemahan-kelemahan diri.
Maka dari itu marilah kita memperbaiki akhlak dan meneladani Rasulullah SAW. Merealisasikan mengimplementasikan segala hal baik yang bisa diambil dari teladan Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu kita akan terhindar dari segala prilaku buruk hal-hal yang dapat merusak moral. Marilah kita wujudkan cinta kepada rasulullah dalam amal perbuatan, tidak hanya terucap dibibir saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar