Minggu, 06 November 2016

Gaya Belajar Menentukan Keberhasilan Belajar Siswa



            Pendidikan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan proses belajar. Keberhasilan pendidikan siswa sangat ditentukan oleh proses belajar siswa. Dalam teori belajar sangat banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yang diantaranya adalah gaya belajar. Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Meski bersekolah yang sama dan duduk di kelas yang sama, gaya belajar setiap anak tidak pernah sama. Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak satu keluarga, seperti beda dengan kakak, adik atau saudara kembar sekalipun.
            Dalam praktiknya, dalam satu kelas memumgkinkan terdapat banyak gaya belajar siswa yang berbeda. Contohnya saja terkadang ada siswa yang dalam bukunya banyak terdapat coret-coretan ataupun gambar. Ini bukan berarti anak tersebut malas atau tidak mau belajar, mungkin saja itu adalah cara siswa tersebut untuk dapat belajar dengan mudah. Hal tersebut termasuk dalam gaya belajar. Tidak hanya itu, ada anak yang harus menyendiri dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya bisa berkonsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka pikirannya bila belajar sambil mendengar musik. Sementara sebagian lainnya merasa perlu mengubah materi pelajaran menjadi komik atau coret-coret yang mudah dibaca.
Apapun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang bersangkutan dapat menangkap materi pelajaran sebaik-baiknya dan mendapat hasil optimal. Bukankah masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh orang yang berbeda dengan karakter mengajar yang berbeda pula.
Menurut Uno (2008:181), ada beberapa tipe belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang merasa cocok dengan gaya itu.
1.             Visual Lerner
          Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar si anak paham. Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum ia memahami.
2.             Auditory Learner
          Gaya belajar ini mengandalakan pendengaran untuk dapat memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk dapat mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya terlebih dahulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi tertulis, selain memiliki kesulitan menulis atau membaca.
3.             Kinesthetic/Tactual Learners
          Gaya belajar ini mengaharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar dapat mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang dapat melakukannya.
Guru maupun orang tua tentu saja perlu untuk mengetahui gaya belajar anak agar dapat memahami apa yang dibutuhkan anak dan apa yang harus diperhatikan. Hal tersebut tentu tidak lain agar keberhasilan pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru dalam mengamati gaya belajar anak-anaknya adalah hal yang sangat penting.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar