Pendidikan tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan proses belajar. Keberhasilan pendidikan siswa sangat
ditentukan oleh proses belajar siswa. Dalam teori belajar sangat banyak hal
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yang diantaranya adalah gaya belajar. Setiap
individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Meski bersekolah yang sama
dan duduk di kelas yang sama, gaya belajar setiap anak tidak pernah sama.
Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak satu keluarga, seperti beda dengan
kakak, adik atau saudara kembar sekalipun.
Dalam praktiknya, dalam satu kelas
memumgkinkan terdapat banyak gaya belajar siswa yang berbeda. Contohnya saja
terkadang ada siswa yang dalam bukunya banyak terdapat coret-coretan ataupun
gambar. Ini bukan berarti anak tersebut malas atau tidak mau belajar, mungkin
saja itu adalah cara siswa tersebut untuk dapat belajar dengan mudah. Hal
tersebut termasuk dalam gaya belajar. Tidak hanya itu, ada anak yang harus
menyendiri dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya bisa berkonsentrasi
belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka pikirannya bila
belajar sambil mendengar musik. Sementara sebagian lainnya merasa perlu
mengubah materi pelajaran menjadi komik atau coret-coret yang mudah dibaca.
Apapun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang bersangkutan dapat menangkap materi
pelajaran sebaik-baiknya dan mendapat hasil optimal. Bukankah masing-masing
pelajaran juga disampaikan oleh orang yang berbeda dengan karakter mengajar
yang berbeda pula.
Menurut Uno (2008:181), ada beberapa tipe
belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang merasa
cocok dengan gaya itu.
1.
Visual
Lerner
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar si anak paham. Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar
visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi
secara visual sebelum ia memahami.
2.
Auditory
Learner
Gaya
belajar ini mengandalakan pendengaran untuk dapat memahami sekaligus
mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan.
Artinya, untuk dapat mengingat dan memahami informasi tertentu, yang
bersangkutan haruslah mendengarnya terlebih dahulu. Mereka yang memiliki gaya
belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi tertulis, selain
memiliki kesulitan menulis atau membaca.
3.
Kinesthetic/Tactual Learners
Gaya
belajar ini mengaharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar dapat mengingatnya. Tentu saja ada beberapa
karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang dapat
melakukannya.
Guru
maupun orang tua tentu saja perlu untuk mengetahui gaya belajar anak agar dapat
memahami apa yang dibutuhkan anak dan apa yang harus diperhatikan. Hal tersebut
tentu tidak lain agar keberhasilan pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu,
peran orang tua dan guru dalam mengamati gaya belajar anak-anaknya adalah hal
yang sangat penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar