Sabtu, 22 Oktober 2016

Bagaimana Menyikapi Penyebaran Informasi yang Tak Terkendali di Era Globalisasi



Menurut Selo Soemardjan, Globalisasi adalah sistem terbentuknya system organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Arus globalisasi yang tengah berkembang pesat ini telah membawa pengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan. Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tidak dapat di pungkiri bahwa telah banyak kemudahan-kemudahan yang didapatkan berkat adanya arus globalisasi ini, segalanya terasa lebih mudah untuk dilakukan.
Arus Globalisasi telah mempengaruhi semua bidang kehidupan manusia. Globalisasi sebagai sebuah proses perubahan tatanan pula menimbulkan berbagai dampak yang dapat kita rasakan secara langsung maupun tidak langsung. Dampak globalisasi terbagi menjadi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positing adanya arus globalisasi ini. Jika saja seluruh manusia mengikuti arus globalisasi dan memanfaatkannya untuk kegiatan positif mungkin saja dampak buruk globalisasi tidak akan terjadi, namun kembali kepada kodrat manusia yang tidak luput dari kesalahan menyebabkan banyak hal yang tidak diharapkan akibat adanya globalisasi ini.
Dampak postif globalisasi diantaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sudah sangat dirasakan manfaatnya baik dalam mempermudah pekerjaan maupun kebutuhan sehari-hari, komunikasi jarak jauh yang semakin mudah dan murah, dan transportasi yang sangat nyaman tanpa harus membutuhkan waktu dan biaya banyak untuk melakukan perjalanan jarak jauh.  Selain itu kerja sama ekonomi antar Negara memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi penjualan antar Negara, mempermudahpemenuhan kebutuhan, meningkatkan penjualan produk dalam negeri dan sebagainya. Keuntungan keuntungan yang bisa didapat dari arus globalisasi ini tentu merupakan dampak positif yang harus kita manfaatkan dengan baik. Namun selain dampak positif terdapat pula dampak negatif globalisasi, diantaranya adalah penyebaran informasi yang tak terkenali dan tanpa batas.
Perkembangan IPTEK memang tidak dapat diragukan lagi, adanya jaringan internet yang merupakan salah satu penemuan terbesar tersebut sangat menunjang penyebaran informasi dengan sangat mudah. Informasi dari suatu tempat dapat diketahui oleh orang yang berada di tempat jauh pada saat itu juga. Kemudahan ini nyatanya membuat berbagai macam informasi mengalir dengan sangat deras tanpa terbendung. Informasi tersebut bisa saja merupakan informasi benar atau bahkan informasi salah yang dapat menyebabkan banyak permasalahan. Maka dari itu, kita sebagai pelaku globalisasi haruslah bijak dalam memanfaatkan teknologi dan berbagai informasi yang ada. Agar tidak ada penyimpangan dan masalah yang dapat ditimbulkan dari adanya informasi yang tak terbatas ini. Teknologi hanyalah benda mati yang dimanfaatkan manusia, maka dari itu dampaknya akan timbul sebagaimana manusia tersebut memanfaatkannya. Akan berdampak postif apabila dipergunakan dengan bijak dan akan berdampak negatif bila tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Kamis, 20 Oktober 2016

Pemerataan Pendidikan di Indonesia



            Pendidikan pada hakekatnya merupakan perubahan sikap dan prilaku seseorang atau sekelompok orang dengan cara pengajaran, pelatihan maupun penelitian yang sesuai dengan sistem yang ada. Pendidikan tidak hanya berasal dari sekolah, pendidikan terbagi menjadi pendidikan formal dan non formal. Proses pendidikan bagi seorang anak sejatinya telah dimulai sejak dalam kandungan sang ibu, dan pendidikan inilah yang tergolong ke dalam pendidikan non formal. sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang didapatkan oleh seorang anak  di lembaga sekolah formal seperti SD, SMP, dan SMA. Pendidikan formal telah diatur secara keseluruhan dalam sistem pendidikan nasional, namun pada realitanya masih banyak permasalahan pendidikan yang terjadi di negeri ini. Salah satunya adalah permasalahan dalam pemerataan pendidikan.
Dalam sistem pendidikan nasional yang telah terencana ini seharusnya dapat memperikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan nyatanya belum sepenuhnya mampu memberikan keadilan secara menyeluruh kepada seluruh bangsa ini. Pemerataan pendidikan sampai sekarang masih menjadi permasalahan yang rumit dalam dunia pendidikan Indonesia. Masih sangat banyak daerah yang ada di Indonesia belum mendapatkan sarana dan prasarana pendidikan yang layak untuk mendukung proses pembelajaran mereka. Mereka bisa dibilang diabaikan, namun sebenarnya diperhatikan. Atau bahkan mereka sebenarnya diperhatikan namun terlihat seperti diabaikan karena banyaknya rintangan dan permasalahan lain yang datang.
Permaslahan pemerataan pendidikan tidak akan dapat teratasi jika hanya mengandalkan gagasan pemerintah saja, karena sebenarnya telah ada program-program pemerintah untuk menangani permasalahan ini. Namun harus ada partisipasi aktif dari masyarakat Indonesia untuk dapat menghilangkan permasalahan ini dan membangun Indonesia untuk jauh lebih baik.

Selasa, 18 Oktober 2016

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila oleh Mahasiswa



Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang harus diterapkan dalam segala bidang kehidupan. Pancasila sebagai dasar Negara berarti bahwa pancasila digunakan sebagai dasar dan pedoman atas setiap keputusan dan tindakan dalam segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
            Perubahan yang terjadi di dunia ini yang begitu cepat seiring dengan adanya perkembangan IPTEK dan era globalisasi sekarang ini menyebabkan tatanan kehidupan ikut berubah, bahkan budaya bangsa pun banyak yang sudah mulai terabaikan bahkan dilupakan, karena para penerus bangsa lebih menyukai budaya luar negeri dari pada budaya bangsa sendiri. Hal ini meunjukan bahwa jiwa pancasila sudah mulai memudar dalam diri bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, dalam urusan tata Negara dan bidang lain pun nilai pancasila sudah mulai diabaikan.
            Memudarnya jiwa pancasila dalam diri bangsa Indonesia termasuk didalamnya yaitu mahasiswa sebagai bagian dari generasi penerus bangsa. Dalam kehidupan mahasiswa yang sangat lekat dengan kata pengontrol social dan generasi penerus bangsa yang berpendidikan tidak berarti bahwa mahasiswa menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik. Pada kenyataanya mahasiswa juga banyak  yang mengabaikan nilai pancasila yang seharusnya dijiwai secara penuh dalam jiwa.Terlebih pada keadaan teknologi informasi yang serba canggih seperti sekarang ini mahasiswa dinilai sangat kurang menerapkan nilai pancasila. Untuk lebih jelasnya akan saya jabarkan sedikit mengenai kegiatan mahasiswa dalam mengimplementasikan nilai pancasila.
Sila pertama :
Dalam sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan terhadap tuhan yang maha esa” sudah sangat jelas diungkapkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang percaya akan adanya tuhan. Hal ini ditunjukan dengan adanya agama resmi Negara yang jumlahnya lebih dari satu. Kehidupan yang diawali dengan dasar agama yang baik pasti akan menghasilkan individu yang berkualitas, karena diyakini bahwa tidak ada satu pun agama yang mengajarkan hal buruk kepada penganutnya. Tetapi pada penerapannya, mahasiswa dirasa masih kurang menerapkan prinsip dan kewajiban  yang ada dalam agama mereka. Hal ini dapat terlihat dalam konsistensi mahasiwa dalam menjalankan kewajiban mereka terhadap agamanya. Contohnya untuk umat Islam diwajibkan sholat, tetapi masih banyak mahasiswa yang melalaikan sholat. Padahal sholat tidak hanya menjalankan kewajiban agama, tetapi juga menumbuhkan kedisiplinan dalam dirimahasiswa serta menjauhkan dari perbuatan yang buruk.
Sila kedua :
Dalam sila kedua yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Kemanusiaan disini berarti bahwa hubungan antar manusia dan didasari sifat yang  adil dan berakhlak. Penerapannya dalam kehidupan mahasiswa yang paling melekat yaitu kurangnya rasa hormat dan kerjasama antar sesama mahasiswa. Kenyataanya dalam kehidupan mahasiswa memang disediakan sebuah himpunan atau organisasi yang menaungi mahasiswa, tetapi terkadang mahasiswa dinggap kurang mampu untuk berkomunikasi anatar himpunan yang lain. Dan contoh lainnya adalah rasa saling mencintai dan menyayangi terhadap sesama. Mahasiswa zaman sekarang sangat kurang kepeduliannya terhadap sesama. Hal ini juga disebabkan oleh semakin merebaknya paham individualism yang hanya mementingkan diri sendiri.
Sila ketiga:
Dalam sila ketiga yang berbunyi “persatuan Indonesia”, disini dianjurkan agar kita mementingkan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan dan kelompok. Penerapannya dalam kehidupan mahasiswa nyatanya persatuan ini masih kurang dipahami. Mereka lebih mementingkan kepentingan golongan atau kelompok bahkan kepentingan diri sendiri, hal ini juga tidak terlepas karena perkembangan zaman yang sangat pesat.
Sila keempat:
Dalam sila ini yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Penerapan sila ini dalam kehidupan mahasiswa yang kurang dijiwai dan diterapkan salah satunya yaitu musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan. Kita semua tahu bahwa mahasiswa sangat lekat dengan kegiatan demonstrasi, kegiatan ini dirasa sangat miskin atas musyawarah dalam pengambilan keputusannya. Contoh yang lainnya adalah gotong royong, penerapan gotong royong dapat dilihat sangat kurang. Hal  ini ditunjukan dengan kurangnya budaya meringankan beban sesame dengan gotong royong.
Sila kelima :
Dalam sila ini yang berbunyi “keadilan social bagi seluruh rakyat  Indonesia”. Sila ini dengan jelas menunjukan bahwa keadilan itu harus diterapkan bagi seluruh rakyat  Indonesia tanpa terkecuali. Penerapannya dalam kehidupan mahasiswa yaitu kurangnya mahasiswa dalam menerapkan keadilan itu. Contohnya mempermudah segala urusan dengan uang, hal ini berarti menunjukan perbedaan adanya mahasiswa sesuai tingkatan sosial ekonomi.
            Dalam penjabaran singkat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengimplementasian nilai pancasila oleh mahasiswa masih sangat kurang. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya penjiwaan terhadap pancasila, sehingga dalam kondisi zaman yang sangat maju seperti sekarang ini pengaruh buruknya akan lebih mudah mempengaruhi dan mengalahkan budaya bangsa. Sehingga mahasiswa yang mayoritasmemiliki pengetahuan yang luas akan perkembangan IPTEK dapat dengan mudah terpengaruh budaya luar jika tidak benar-benar menjiwai nilai-nilai pancasila.

Hobi yang Menghasilkan Uang adalah Pekerjaan yang Terbaik



            Setiap manusia pasti memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan cara manusia mendapatkan uang dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui bekerja. Ada berbagai jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan manusia, atau biasa disebut dengan profesi, contohnya saja Guru, Dokter, Petani, Nelayan dan sebagainya. Pekerjaan biasanya sangat identik dengan sebuah rutinitas yang melelahkan, menghabiskan banyak energi, atau bhakan membosankan.
            Namun berbeda halnya dengan hobi atau sesuatu yang disenangi, seseorang kan merasakan kesenangan ataupun kepuasan tersendiri jika melakukan sesuatu yang mejadi hobinya. Pelampiasan terhadap hobi bisa membuat seseorang lupa akan segala permasalahan yang ia alami. Dengan hal tersebut para pekerja biasanya meluangkan waktu mereka untuk melakukan hobi mereka hanya untuk menghilangkan penat dan stress karena pekerjaan.
            Bagaimana jadinya jika pekerjaan yang dilakukan adalah sebuah hobi ? yah tentu saja hal tersebut lebih baik dari sekedar pekerjaan biasa. Alih-alih berniatkan menjalani hobi namun dapat menghasilkan uang yang dapat memenuhi kebutuhan. Bukankah itu menyenangkan ? contohnya saja seseorang yang memiliki hobi memasak dan berprofesi sebagai koki, tentu saja hal ini sangat menyenangkan untuknya. Bekerja tidak lagi membuatnya penat, lelah, bahkan stress. Karena ia melakukan pekerjaannya dengan senang hati tanpa ada beban atau tekanan akan kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Dan masih banyak lagi profesi atas dasar hobi yang lain.
            Pekerjaan yang dilakukan atas dasar hobi atau kesukaan meimbulkan perasaan senang kepada sang pekerja saat melalakukan pekerjaannya. Ia dapat menghasilkan uang dengan cara yang lebih menyenangkan dan tidak harus membuang banyak uang hanya untuk mejalani hobi guna menghilangkan penat yang didapat akibat pekerjaan yang tidak disukai. Bukankah penggunaan uangnya pun akan lebih bermanfaat ? dan tentu saja pekerjaan yang dilakukan dengan dasar kesukaan adalah pekerjaan yang terbaik. Karena fikiran tidak akan terasa terbebani dan pekerjaan yang dilakukan tidak akan membuat si pekerja merasa cepat lelah, ini tentu akan meningkatkan produktifitas si pekerja.

Keluarga adalah Pengajar yang Terbaik Bagi Anak



Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan Negara. Keberhasilan proses pengajaran merupakan faktor utama dari keberhasilan tujuan pendidikan secara umum, dan keberhasilan proses pengajara juga dipengaruhi oleh pengajar yang mendidik seorang anak.
Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu masyarakat, keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tidak dapat dipungkiri jika keluarga adalah tempat terbaik bagi seorang anak mendapatkan pengajaran atas segala bidang kehidupan. Keluarga merupakan tempat awal bagi seorang anak untuk memperoleh pendidikan. Di dalam keluarga seorang anak akan dipersiapkan untuk dapat menghadapi lingkungan di luar keluarganya. Selain itu di dalam keluarga pula seorang anak diajarkan nilai-nilai kehidupan dan kebiasaan baik yang akan diterapkan dalam kehidupan sang anak.
Karena pendidikan awal seorang anak dimulai ketika di dalam keluarga, maka proses pendidikan anak pula tidak dapat lepas dari peran keluarga. Tanpa pengajaran terbaik keluarga, seorang anak tentu tidak akan medapatkan bekal pendidikan yang maksimal. Pendidikan formal yang diperoleh seorang anak tidak dapat dilepaskan pula dari peran besar orang tua didalamnya. Hasil dari pengajaran keluarga akan terus tertanam dan diterapkan oleh seorang anak dimanapun dia berada. Pendidikan formal yang didapatkan seorang anak tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa bantuan pengajaran dari keluarga. Maka dari itu keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan seorang anak, dan tanpa pengajaran dari keluarga tidak akan tercapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.