Pendidikan atau dikenal juga dengan pedagogi,
berasal dari yunani (pedagogia) yang berarti pergaulan dengan anak-anak.Istilah
yang sering digunakan istilah pedagogos yang berasal dari kata paedos
(anak) agoge (membimbing, memimpin).Pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat dan kebudayaan.
Pranatal berasal
dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal berarti lahir, jadi
pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum
melahirkan.Menurut pandangan psikologi pranatal ialah
aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan
hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka
untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani.
Pengertian anak dalam kandungan (pranatal), sebagai
yang dikutip Dr. Baihaqi dari Anton Moelono dkk., yaitu “Anak adalah sebagai
keturunan kedua setelah ayah dan ibunya. Sedangkan anak dalam kandungan adalah
anak yang masih berada didalam perut ibunya atau anak yang belum lahir.
Pendidikan pranatal ialah usaha sadar orang tua
(suami-istri) untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri.Usaha
sadar khusus ditujukan kepada kedua orang tua karena anak dalam kandungan
memang belum mungkin didik, apalagi diajar, kecuali oleh orang tuanya sendiri.
Jadi pendidikan pranatal ialah sebagai usaha manusia
untuk menumbuh dan kembangkan potensi-potensi pembawaan sejak dalam memilih
pasangan hidup dan perkawinan (Prakonsepsi), sampai pada masa kehamilan
(Pascakonsepsi), yang masih tergolong pranatal, dan setelah lahir
(postnatal).
Pendidikan pranatal telah dilakukan sejak lama
bahkan Nabi Zakariya a.s dapat menjadi sebuah teladan dalam pendidikan
pranatal. Salah satu metode yang dicontohkan oleh Nabi Zakariya ialah dengan
menggunakan metode do‟a. Sebagaimana dalam surat Ali Imran ayat 35:
Artinya: “(Ingatlah), ketika isteri 'Imran
berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya Aku menazarkan kepada Engkau anak yang
dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena
itu terimalah (nazar) itu dari padaku.Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui".(Q.S. Ali-Imran 3:35).
Dan islam memperkuat pandangan perlunya pendidikan
prenatal. Tidak hanya itu pendidikan pranata menurut islam harus dimulai dari
sejak sebelum terciptanya janin, yaitu: (a) terciptanya janin harus berasal
dari pasangan yang sah. Bukan hubunngan perzinahan, seperti firman Allah SWT QS
Al Isra ayat 32 yang artinya : “ Dan
janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatatn yang keji
dan suatu jalan yang buruk.”(b) dalam melakukan hubungan biologis,
hendaknya dimulai dengan doa. (c) setelah terjadinya proses nutfah berlanjut
menjadi alaqah dan kemudain mudghah (segumpal daging).
Oleh karena itu dimulailah kehidupan seorang anak
didalam Rahim. Dari tahap ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu,
sebagai guru pertama seorang anak, untuk mendidikan anak yang masih dalam
kandungan diantaranya adalah:
1.
Berpikir
positif. Ibu yang berpikir positif membantu janin belajar lebih baik di dalam
Rahim.
2.
Sering
bersenandung mengagungkan asma Allah dan memperdengarkan music yang bernuansa
Islami agar anak terdidik mengenal Allah sejak dini.
3.
Hindari
situasi tertekan karena kondisi ini bisa meningkatkan level hormon janin pada
tahap yang dapat memblokir proses kemampuan pembelajaran pralahir.
4.
Cari kegiatan
belajar sendiri.
Peran ayah dalam hal ini tidak kalah
pentingnya.Karena tidak sedikit perilaku mental ibu yang tertekankarena
perilaku ayah yang kurang menujukan dukungan moral pada ibu yang sedang
mengandung.
Metode-metode
Pendidikan Pranatal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Metode
doa
Doa merupakan instrumen yang sangat ampuh untuk
menggambarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Bagi seorang Muslim, berdoa berarti
senantiasa menumbuhkan semangat dan optimis untuk meraih cita-cita dan saat
yang bersamaan membuka pintu hati untuk menggantungkan sepenuh hati akan sebuah
akhir yang baik di sisi Allah.
Metode
do‟a ini dilakukan pada semua tahap, tambahan zigot, embrio dan fetus.Dan untuk
tahapan fetus ada beberapa tambahan yaitu saat si anak berada dalam kandungan
hendaknya diikutsertakan melakukan berdo‟a secara bersama-sama dengan ibunya
atau ayahnya.
2.
Metode
ibadah
Besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu dengan
melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam kandungan. Selain melatih
kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah juga akan menguatkan mental
spiritual dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
3.
Metode
membaca dan menghafal
a.
Metode
Membaca
Membaca merupakan salah satu cara yang paling utama
untuk memperoleh berbagai informasi penting dan ilmu pengetahuan. Anak dalam
kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) atau lebih sudah bisa menyerap
informasi selalui pengalaman-pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan
ibunya. Namun demikian, tingkatannya masih sangat mendasar dan sederhana.
b.
Metode
Menghafal
Cara menghafal bisa juga dilakukan dengan bantuan
visualisasi kata yang akan dihafal. Bisa juga dengan gerakan yang membantu
mengingat kata tersebut atau dengan benda yang dapat membantu mengingat si ibu
kata tersebut sambil tetap melibatkan bayi dalam kandungannya.Misalnya, “nak..,
mari kita menghafal Al-Qur‟an, si ibu lalu menepuk perutnya dan langsung
membacakan ayat-ayat Al-qur‟an dengan berulang-ulang kali hingga hafal betul.
4.
Metode
zikir
Zikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau
sewaktu-waktu. Sebagaimana kita ketahui, zikir umum ialah waspada dan ingat
bahwa ia berstatus sebagai hamba Allah di mana setiap kegiatannya tiada lain
adalah pengabdian diri kepada Allah semata dalam keseluruhan waktunya. Zikir
secara khusus berarti ia melakukan zikir khusus, seperti dengan lafal-lafal
khusus, tahmid, tahlil, takbir, do‟a-do‟a istighasah.
5.
Metode
instruktif
Memberikan instruksi kepada bayi untuk melakukan
sesuatu perbuatan yang lebih kreatif dan mandiri.Bayi pranatal pada umumnya
hanya bisa bergerak beberapa gerakan seperti memutar dan yang sering dilakukan
bayi ialah menendang perut ibunya.Inilah saat yang tepat untuk memberikan
instruksi pada bayi, seperti contoh dengan mengajak bicara atau menanyakan
suatu pertanyaan.
6. Metode
dialog
Metode ini sangat bermanfaat sekali bagi sang bayi,
karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan saling
mengenal dengan mereka yang diluar rahim. Jauh lebih dari itu, sang bayi akan
tumbuh dan berkembang akan menjadi anak yang penuh percaya diri dan merasakan
pertalian rasa cinta, kasih dan saying dengan mereka.
7. Metode
bermain dan bernyanyi
Metode ini cukup dilakukan sederhana saja, seperti
langkah-langkah berikut ini. Ketika anak dalam kandungan mulai menendang perut
si bayi atau berputar-putar si sekitar perut, maka si ibu hendaknya menyambut
dengan kata-kata yang manis dan penuh kasih saying. Misalnya, “adik saying, ada
apa nak? Mari bermain-main dengan ibu..” sambil menepuk perut atau membalas
tepat disekitar tendangan bayi tersebut, sambil katakan sesuatu perkataan
manis, atau paling tidak bahasa tertawa atau tersenyum, riang dan bahagia.
DAFTRA PUSTAKA
Umar
Hasyim,1983. Cara Mendidik Anak Dalam Islam, Surabaya:
PT Bina Ilmu.
Muhibah,
Siti. 2016. Ilmu pendidikan islam
konseptual bahan ajar PAI di
Mansur,
2006.Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, Yogyakarta: MITRA
PUSTAKA.
Ahmadi,
Abu & Sholeh, Munawar, 2005.Psikologi Perkembangan, Jakarta:
PT Rineka