Sebagaimana
agama islam yang bersumber pada Al-qur’an filsafat islam pun demikian adanya. Dalam
pengertian Filsafat Pendidikan Islam yang disebut di atas disebutkan bahwa
filsafat ini didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan
pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder.
Maka dari sini kita tahu bahwa sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam itu ada
dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-Hadis, 2. Sumber Sekunder
yaitu pendapat para filosof muslim.
Al-Syaibany
disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Dasar
dan tujuan Falsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan
tujuan ajaran Islam atau tepatnya, yaitu al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber
ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman
dalam berbagai aspek, termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil
pemikiran para ulama’ seperti qiyas syar’I dan ijma’ sebagai sumber sekunder
(al-Syaibany, 1973), pada dasarnya berasal dari kedua sumber pokok tadi
(al-Qur’an dan hadis). Dalam paparan ini sumber sekundernya adalah Hasil
pemikiran ulama’ seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof
muslim..
Al-Qur’an
menganut faham integralistik dalam bidang ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu yang
bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika, sains), tingkah laku
manusia(ilmu-ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu agama, tasawuf, filsafat)
adalah bersumber dari Alloh. Hal lain yang juga amat mendasar adalah bahwa
al-Qur’an amat menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara ilmu dan
iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat, dan iman tanpa ilmu tidak akan berdaya Al-Qur’an
menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.
Seperti pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh pendidikan seperti kata
tarbiyah, ta’lim, iqra;, hingga ada kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab
pendidikan.
Adapun Hadis
atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat pendidikan Islam karena Nabi
Muhammad Shalla Alloh ‘alaihi wa sallam telah memberikan perhatian amat besar
terhadap pendidikan, dan mencaangkan pendidikan sepanjang hidup (long life
education), sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk
menjadi pengajar, menyempurnakan aklah mulia dan mengajak menyembah Alloh
semata.mAdapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama’
yang tertulis dalam kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan filsafat
pendidikan Islam. Namun demikian secara subtansial pendapat para filosof muslim
pun masih dapat dipersoalkan,yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai sumber, maka
sumber itu harus permanen, constant, dan tidak diperselisihkan keberadaannya.
Sedang filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki
sifat-sifat kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan kedudukannya sebagai
sumber dapat dipermasalahkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Zamroni,
Ahmad. [29 Juni 2016]. Makalah Filsafat Pendidikan Islam. Tersedia: https://ceritakuaja.wordpress.com/2016/06/29/makalah-filsafat-pendidikan-islam/.
[diakses pada 27 Desember 2016].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar