Senin, 14 November 2016

Bagaimana Nasib Petani?



            Lahan pertanian yang ada di pulau jawa sekarang semakin meyusut jumlahnya. Hal ini dikarenakan pertambahan penduduk yang sangat pesat baik dari pulau jawa asli maupun migrasi dari pulau lain dan pembangunan-pembangunan  yang didirikan diatas lahan persawahan semakin mengurangi luas perkebunan yang ada di pulau jawa. Dan hamper dari smua pembangunan yang ada adalah pembangunan besar yang tentu saja menggunakan lahan yang tidak sedikit. Jika menggunaan lahan persawahan untuk pebangunan maka lambat laun lahan yang ada di Pulau Jawa akan semakin menyusut.
            Lahan persawahan yang digunakan untuk pembangunan tentu tidak dapat lagi digunakan sebagai lahan garapan para petani. Hal ini tentu dapat menjadi permasalahan besar bagi para petani. Mereka kehilangan lahan pekerjaan mereka dan terancam menjadi pengangguran. Akibatnya mereka dituntut untuk memikirkan kelangsungan nasib mereka sebagai petani dan nasib keluarga mereka yang hidup dari hasil bertani.
            Semakin banyak area persawahan yang lenyap maka semakin banyak petani yang kehilangan lapangan pekerjaan mereka. Lantas bagaimana nasib para petani yang tidak memiliki lahan persawahan lagi. Mungkin sebagian petani telah memikirkan usaha lain yang dapat mereka lakukan jika tanah mereka dijual, namun kebanyakan petani yang ada adalah petani yang menggarap tanah milik orang lain. Jika tanahnya sudah dijual maka hilanglah pekerjaan mereka.
            Mereka yang berutung bisa saja mendapatkan pekerjaan lain seperti menjadi buruh pabrik atau yang lainnya, namun bagaimana jika mereka hanya petani biasa yang tidak memiliki ijazah pendidikan sama sekali, mereka terancam menjadi pengangguran. Jika para petani menjadi pengangguran maka angka pengangguran di negeri ini akan semakin meningkat tentunya, akan semakin besar tanggungan pemerintah untu mensejahterakan rakyatnya. Terlebih jika petani-petani tua yang hanya mengandalkan hasil dari bertani, bagaiman mereka dapat melanjutkan hidup mereka jika pendapatan mereka sudah tidak ada. Atau bahkan keluarga petani yang harus membiayai pendidikan anaknya dan biaya hidup sehari-hari mereka, bisakah mereka melanjutkan hidup mereka seperti sedia kala, dan akankah penddikan anak-anak mereka akan terus mereka dapatkan tanpa adanya biaya. Ini tentu akan menambah permasalahan yang ada di negeri ini.
            Memang seharusnya ada peralihan pekerjaan yang mereka dapatkan jika lahan kerja mereka tidak lagi bisa digunakan, namun jika mereka hanya memiliki kemampuan untuk bertani maka kemungkinan akan sulit bagi mereka untu melanjutkan hidup dengan layak. Tentu harus ada pekerjaan lain yang mereka lakukan agar kehidupan mereka tetap berlangsung dan menjadi kehidupan yang layak bahkan melebihi kehidupan mereka sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar